Pada sebuah wilayah yang penduduknya heterogen, dengan jumlah pendatang yang cukup banyak, ketersediaan rumah singgah untuk karantina merupakan hal yang cukup penting di masa pandemi.
Di kelurahan Penanggungan, kota Malang misalnya, bila pendatang dari luar wilayah seperti anak kos datang ke tempat kos dengan tujuan untuk mengambil barang yang tidak sempat di bawah pulang waktu awal masa pandemi dulu, akan bisa memunculkan permasalahan.
Warga di sekitar rumah kos tentu akan khawatir, apakah anak kos tersebut benar-benar sehat dan tidak akan menjadi penyebab penularan COVID-19, sementara surat keterangan sehat yang dibawa (bila ada) tidak selalu menjelaskan bahwa yang bersangkutan tidak reaktif (rapid test).
Ketidaksamaan perlakuan antar ketua RT atau ketua RW menyikapi kedatangan anak kos tadi juga bisa menyebabkan perselisihan antar warga. Satu wilayah memperbolehkan menginap asal membawa surat sehat, sementara wilayah lain tidak memperbolehkan, misalnya.
Rumah Karantina yang ada di kelurahan Penanggungan bisa menjadi solusi, yaitu bisa digunakan untuk menampung sementara anak kos tersebut, khususnya bila rumah karantina ini masih kosong, belum ketempatan PDP atau OTG COVID-19.
Kampung Tangguh Penanggungan yang belum lama diresmikan oleh Kapolresta Malang Kota dan DanDim 0833 Malang ini memiliki rumah karantina yang merupakan kerjasama dengan PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kota Malang.
Salut untuk pengurus PMII kota Malang yang telah menyediakan seluruh ruang di lantai II kantor PMII ini untuk dijadikan rumah karantina Kampung Tangguh Penanggungan. Kerjasama dan komunikasi yang baik antara ormas dengan masyarakat seperti ini sungguh akan mendukung tujuan kita semua, mengatasi dampak pandemi COVID-19.
Tentu, koordinasi yang baik antar pimpinan wilayah mulai dari lurah, ketua RW dan ketua RT sangat diperlukan untuk menghindari salah persepsi dan bersama-sama bersikap bijaksana terhadap permasalahan pendatang ini.
Dalam hal terdapat warga yang menderita sakit, kerjasama dan bantuan dari PusKesMas tentu sangat diperlukan, mengingat sedikit saja pengetahuan tentang medis yang dimiliki oleh pegiat kampung tangguh. Syukur alhamdulillah, kepedulian pihak PuskesMas (dalam hal ini puskesmas Arjuno) yang diwakili ibu Yuni, cukup tinggi dan selalu bersedia membantu dalam kegiatan kampung tangguh Penanggungan.
Walau kita berharap rumah karantina ini tidak digunakan, kepedulian anak muda untuk ikut berpartisipasi dengan menyediakan tempat mereka untuk mengatasi dampak pandemic COVID-19 ini patut diteladani.