Ketangguhan kesehatan yang merupakan hal penting di kampung tangguh akan terjadi jika prasarana penunjang ada, personil atau pelaku ada. Menginstal ketangguhan kesehatan pertama kali yang harus dilakukan adalah meningkatkan potensi kesehatan local seperti bidan, kader posyandu, dll.
Dalam hal menangani pasien COVID-19 yang meninggal, petugas pemulasaraan jenazah dan petugas pemakaman sangat diperlukan. Ini dikarenakan jenazah COVID-19 perlu penanganan yang berbeda dengan kematian biasa.
Prasarana yang dibutuhkan untuk pemulasaraan jenazah yang tidak mudah dan tidak murah seperti APD, alat dan bahan untuk penyemprotan, dan lain-lain akan menambah sulitnya pengananan mandiri oleh warga terhadap jenazah akibat COVID-19.
Berdasarkan buku pedoman kampung tangguh, ada tiga SOP dalam menginstal ketangguhan kesehatan yakni (1) SOP penanganan warga sakit, (2) SOP pemudik terkait karantina, dan (3) SOP pemakaman.
Pada poin ketiga ini kader kesehatan harus mempelajari SOP pemakaman jenazah COVID baik cetak maupun ilustrasinya, dan selanjutnya perlu mengikuti pelatihan bagaimana merawat atau melaksanakan pemulasaraan jenazah tersebut.
Keterlibatan Polri, TNI dan akademisi (dalam hal ini di Malang ditangani oleh universitas Brawijaya) sangat diperlukan untuk melaksanakan pelatihan pemulasaraan jenazah.
Di kampung tangguh Penanggungan, tidak lama setelah diresmikan, simulasi dan pelatihan pemulasaraan jenazah COVID-19 langsung dilaksanakan, bertempat di kantor kelurahan Penanggungan. Bertindak sebagai pelatih / instruktur adalah tim dari Koramil Klojen Kota Malang.Sambutan Danramil Klojen
Terima kasih tim dari Koramil, khususnya danramil Klojen Bpk. Infantri Gunawan yang telah bersedia hadir memberikan pelatihan. Semoga kerjasama ini akan terus berjalan sampai pandemi ini berlalu.